Mengapa Styrofoam Meleleh Saat Terkena Bensin?
Styrofoam adalah bahan yang sering digunakan untuk kemasan makanan, wadah minuman, dan berbagai keperluan lainnya. Namun, jika terkena bensin, Styrofoam akan langsung larut dan meleleh. Fenomena ini sering membuat orang bertanya-tanya: Mengapa Styrofoam bisa larut dalam bensin?
Apa Itu Styrofoam?
Styrofoam adalah nama dagang untuk polistirena (polystyrene) yang diperluas (expanded polystyrene, EPS). Ini adalah jenis plastik ringan yang terdiri dari banyak gelembung udara kecil yang terperangkap dalam struktur polimer. Karena sifatnya yang ringan dan isolatif, Styrofoam banyak digunakan dalam industri kemasan dan konstruksi.
Namun, meskipun tampak padat, Styrofoam sebenarnya terdiri dari sekitar 90-95% udara dan hanya sekitar 5-10% plastik polistirena. Ini membuatnya sangat ringan tetapi juga rapuh terhadap zat pelarut tertentu, termasuk bensin.
Kenapa Styrofoam Meleleh Saat Kena Bensin?
Styrofoam larut dalam bensin karena struktur kimia polistirena dan sifat bensin sebagai pelarut organik. Berikut beberapa alasan utama:
1. Bensin adalah Pelarut Non-Polar
- Polistirena adalah polimer berbasis hidrokarbon yang memiliki sifat non-polar.
- Bensin juga merupakan cairan non-polar yang terdiri dari campuran hidrokarbon.
- Dalam kimia, "like dissolves like" (zat dengan sifat yang sama dapat saling larut).
- Karena polistirena dan bensin sama-sama non-polar, bensin dapat dengan mudah melarutkan polistirena.
2. Menghancurkan Struktur Styrofoam
- Styrofoam memiliki banyak rongga udara di dalamnya.
- Saat bensin menyentuh Styrofoam, bensin akan melarutkan polistirena, membuatnya kehilangan bentuknya.
- Udara yang terperangkap di dalamnya keluar, sehingga Styrofoam tampak seperti meleleh atau menghilang.
- Yang tersisa hanyalah larutan kental polistirena dalam bensin.
3. Reaksi Fisik, Bukan Reaksi Kimia
- Penting untuk dicatat bahwa proses ini bukan reaksi kimia, melainkan proses pelarutan.
- Polistirena tidak berubah menjadi zat baru, tetapi hanya larut dalam bensin, seperti gula yang larut dalam air.
- Jika bensin diuapkan, polistirena bisa tetap ada dalam bentuk kental atau padatan.
Apakah Proses Ini Berbahaya?
Ya, ada beberapa risiko dari fenomena ini:
⚠ Zat Beracun: Polistirena mengandung bahan kimia yang bisa berbahaya jika terhirup atau bersentuhan dengan kulit dalam bentuk cairan yang terlarut dalam bensin.
⚠ Polusi Lingkungan: Styrofoam yang larut dalam bensin tidak benar-benar hilang; ia hanya berubah bentuk menjadi larutan kental yang tetap mencemari lingkungan.
⚠ Bahaya Kebakaran: Bensin sangat mudah terbakar. Jika dicampur dengan polistirena, campuran ini bisa menjadi lebih berbahaya karena menghasilkan zat yang lebih mudah terbakar, mirip dengan napalm (zat yang digunakan dalam senjata bakar).
End
Styrofoam meleleh saat terkena bensin karena bensin adalah pelarut non-polar yang dapat melarutkan polistirena, komponen utama Styrofoam. Proses ini terjadi karena struktur Styrofoam yang sebagian besar terdiri dari udara, sehingga ketika polistirena larut, Styrofoam kehilangan bentuknya. Namun, penggunaan bensin untuk melarutkan Styrofoam bisa berbahaya dan berdampak buruk bagi lingkungan serta kesehatan.
Jadi, meskipun fenomena ini menarik, sebaiknya hindari bereksperimen dengan Styrofoam dan bensin tanpa pengetahuan yang cukup tentang risiko yang ditimbulkan.