Istilah "dosen feodalisme" bukan istilah resmi dalam dunia akademik, tapi sering digunakan secara sindiran atau kritik sosial terhadap perilaku dosen yang dianggap otoriter, tidak adil, dan ketinggalan zaman, mirip dengan sistem feodalisme—yakni sistem sosial-politik di mana kekuasaan absolut dipegang oleh tuan tanah atau bangsawan, sedangkan rakyat harus tunduk tanpa suara.
π Arti "Dosen Feodalisme" (Secara Sindiran)
Dosen feodal atau dosen yang berperilaku feodalisme biasanya merujuk pada dosen yang:
- Terlalu berkuasa dan merasa tidak boleh dibantah
- Tidak terbuka terhadap kritik atau diskusi
- Menganggap mahasiswa harus patuh total, seperti "bawahan"
- Tidak memberi ruang kebebasan berpikir
- Sering menggunakan relasi kuasa untuk mengontrol mahasiswa
⚠️ Contoh Perilaku "Dosen Feodal":
-
Tidak boleh bertanya saat presentasi
Mahasiswa yang bertanya dianggap menantang dosen. Kritik ditanggapi dengan marah. -
Mewajibkan beli buku tulisannya sendiri
Bahkan jika buku itu tidak terlalu relevan, dan nilainya terpengaruh kalau tidak beli. -
Memaksa ikut seminar dosen
Tanpa peduli relevansi bagi mahasiswa, hanya untuk kepentingan dosen. -
Menyuruh mahasiswa mengerjakan tugas pribadi
Seperti mengetik laporan pribadi, ikut proyek dosen tanpa imbalan, atau dijadikan asisten "sukarela". -
Tidak transparan soal nilai
Tidak ada rubrik penilaian yang jelas, nilai bisa sangat subjektif. -
Menunda bimbingan atau revisi skripsi
Tapi marah jika mahasiswa "terlalu sering" menghubungi.
π Kesimpulan:
Istilah "dosen feodalisme" adalah kritik terhadap dosen yang mempraktikkan relasi kuasa tidak sehat, menutup ruang diskusi, dan memperlakukan mahasiswa sebagai bawahan mutlak. Istilah ini sering digunakan oleh mahasiswa di media sosial atau forum kampus untuk menggambarkan ketimpangan kekuasaan dalam dunia pendidikan tinggi.