Stasiun Radio Malabar: Kenapa Diruntuhkan?
Stasiun Radio Malabar pernah menjadi salah satu ikon teknologi komunikasi di Indonesia, khususnya pada masa kolonial Belanda. Terletak di kaki Gunung Malabar, Jawa Barat, stasiun ini dibangun pada awal abad ke-20 sebagai pusat komunikasi radio jarak jauh yang menghubungkan Hindia Belanda dengan Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, stasiun ini akhirnya diruntuhkan. Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa bangunan bersejarah ini harus dihancurkan?
Sejarah Singkat Stasiun Radio Malabar
Stasiun Radio Malabar diresmikan tahun 1923 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masanya, stasiun ini menggunakan teknologi gelombang panjang (long wave) dengan antena raksasa yang terbentang di antara bukit-bukit Malabar. Fungsi utamanya adalah sebagai penghubung komunikasi antara Batavia (kini Jakarta) dengan Den Haag di Belanda, terutama untuk keperluan pemerintahan dan militer.
Kehadiran stasiun ini menjadi tonggak penting dalam sejarah telekomunikasi dunia, karena jarak ribuan kilometer bisa dijangkau melalui gelombang radio.
Alasan Stasiun Malabar Diruntuhkan
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan Stasiun Radio Malabar akhirnya diruntuhkan:
-
Perubahan Teknologi
- Setelah Perang Dunia II, teknologi radio gelombang panjang mulai ditinggalkan. Gelombang pendek (short wave), kabel bawah laut, hingga satelit komunikasi menggantikan peran stasiun ini.
- Antena raksasa yang dulunya dianggap canggih menjadi usang dan tidak lagi efisien.
-
Kondisi Infrastruktur
- Struktur antena dan bangunan pendukung sudah mengalami kerusakan seiring waktu. Perawatan yang sangat mahal tidak lagi sebanding dengan manfaatnya.
- Risiko ambruknya antena yang menjulang tinggi juga menjadi alasan keselamatan.
-
Perubahan Fungsi Lahan
- Wilayah sekitar Malabar lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan permukiman. Keberadaan instalasi radio raksasa dianggap tidak relevan lagi.
- Pemerintah kemudian memutuskan untuk meratakan bangunan agar lahannya bisa digunakan untuk kepentingan lain.
-
Kurangnya Kesadaran Pelestarian
- Pada masa itu, kesadaran untuk melestarikan bangunan bersejarah belum sebesar sekarang. Akibatnya, Stasiun Radio Malabar tidak dianggap sebagai aset budaya yang layak dilestarikan.
- Hal ini berbeda dengan saat ini, ketika banyak peninggalan kolonial dijadikan situs heritage.
Dampak dan Kenangan yang Tersisa
Walau fisiknya sudah tidak ada, Stasiun Radio Malabar masih dikenang sebagai bukti kemajuan teknologi komunikasi di Indonesia pada awal abad ke-20. Kisahnya menjadi bagian penting dalam sejarah telekomunikasi global. Bahkan hingga kini, nama Malabar masih lekat dalam dunia radio amatir sebagai simbol kejayaan komunikasi jarak jauh.
Kesimpulan
Stasiun Radio Malabar diruntuhkan bukan tanpa alasan. Perubahan teknologi, biaya perawatan yang tinggi, kondisi bangunan yang menua, serta kurangnya kesadaran pelestarian budaya pada masa itu menjadi faktor utama. Meski kini hanya tinggal kenangan, keberadaan stasiun ini tetap tercatat sebagai bagian dari sejarah penting perjalanan komunikasi di Indonesia.