Langsung ke konten utama
Iklan

Kenapa Bayi Luar Negeri Tidak Minum Sufor

Kenapa Bayi Luar Negeri Tidak Minum Sufor

Pengenalan
Banyak orang tua di Indonesia penasaran mengapa sebagian besar bayi di luar negeri terlihat jarang mengonsumsi susu formula (sufor). Fenomena ini bukan berarti susu formula tidak digunakan sama sekali, melainkan karena pola edukasi, aturan kesehatan, dan kebiasaan masyarakat di negara maju berbeda dengan di Indonesia. Artikel ini membahas faktor utama yang memengaruhi pilihan tersebut, sehingga orang tua dapat memahami konteksnya secara lebih jelas.

Fokus Utama pada ASI Eksklusif
Di banyak negara maju, pemerintah dan tenaga kesehatan menerapkan kampanye kuat mengenai pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Rumah sakit, klinik, dan tenaga medis biasanya memberikan pendampingan intensif mulai dari masa kehamilan hingga setelah melahirkan. Dukungan laktasi tersedia secara gratis, seperti konselor menyusui dan kelas edukasi. Dengan fasilitas ini, ibu lebih percaya diri dan mampu menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya.

Kebijakan Rumah Sakit yang Ketat
Beberapa rumah sakit di luar negeri menerapkan aturan “Baby-Friendly Hospital Initiative” (BFHI) yang mengatur agar pemberian susu formula hanya dilakukan jika benar-benar dibutuhkan medis. Mereka tidak mempromosikan sufor, tidak menerima sponsor pabrik formula, dan tidak memberikan sampel gratis. Aturan ini bertujuan mendorong ibu menyusui secara alami tanpa tekanan pemasaran produk.

Izin Sufor yang Lebih Ketat
Regulasi di banyak negara menuntut pabrik susu formula untuk memenuhi standar nutrisi dan keamanan yang sangat tinggi. Namun, harga sufor di luar negeri relatif lebih mahal dan tidak menjadi pilihan utama kecuali ada indikasi medis seperti alergi protein susu sapi atau kondisi tertentu pada ibu. Karena itu, penggunaan sufor umumnya benar-benar dipertimbangkan dan tidak dilakukan sembarangan.

Budaya dan Edukasi Kesehatan
Masyarakat di luar negeri sudah lama mendapat edukasi bahwa ASI memberikan antibodi alami dan manfaat jangka panjang bagi sistem kekebalan anak. Selain itu, sistem cuti melahirkan yang lebih baik memungkinkan ibu memiliki waktu cukup untuk fokus menyusui tanpa terganggu pekerjaan. Kombinasi budaya, dukungan fasilitas, dan aturan kesehatan membuat penggunaan sufor jauh lebih rendah.

Sebagai penutup, pilihan memberi ASI atau sufor tetap bergantung pada kebutuhan masing-masing keluarga. Yang terpenting adalah kesehatan dan pemenuhan nutrisi yang tepat untuk bayi. Informasi seperti ini dapat membantu orang tua membuat keputusan yang lebih bijak, dan beberapa pembahasan lain juga dapat ditemukan di situs astaloka.com.

Baca Topik Terkait ⤵


Postingan Terbaru

Loading...

Artikel Popular

Loading...