Singkatnya: bisa, tapi tidak semua LED UV benar-benar efektif membunuh virus. Banyak yang beredar di pasaran efeknya sangat terbatas atau bahkan hanya gimmick. Ini penjelasan lengkapnya supaya tidak salah paham.
Jenis sinar UV dan efeknya ke virus
1. UV-C (200–280 nm) → PALING EFEKTIF
- UV-C merusak DNA/RNA virus dan bakteri, sehingga mereka tidak bisa berkembang.
- Digunakan di:
- Rumah sakit
- Laboratorium
- Sterilisasi air & alat medis
- UV-C dengan panjang gelombang ±254 nm terbukti secara ilmiah efektif.
π Catatan penting:
UV-C berbahaya untuk manusia (kulit & mata). Tidak boleh menyala saat ada orang.
2. UV-B (280–315 nm) → KURANG EFEKTIF
- Bisa merusak mikroorganisme, tapi butuh waktu lama dan intensitas tinggi.
- Jarang dipakai untuk sterilisasi.
3. UV-A (315–400 nm) → HAMPIR TIDAK EFEKTIF
- Inilah yang paling sering dipakai di LED murah.
- Lebih cocok untuk:
- Lampu kuku (nail UV)
- Deteksi uang palsu
- Hampir tidak membunuh virus.
⚠️ Banyak produk bertuliskan “UV sterilizer” tapi sebenarnya hanya UV-A.
Kenapa banyak LED UV di pasaran tidak bekerja?
Karena:
- UV-C LED mahal
- Butuh daya kuat dan waktu paparan cukup lama
- Banyak produsen:
- Memakai UV-A
- Tetap mengklaim “bunuh 99% virus”
Ciri LED UV yang benar-benar efektif
Kalau produk tidak mencantumkan ini, patut diragukan:
- Panjang gelombang jelas: UVC 254 nm atau 260–280 nm
- Ada sertifikasi / data uji laboratorium
- Daya cukup (bukan LED kecil 1–2 watt)
- Ada peringatan bahaya untuk mata & kulit
Fakta penting (sering disalahpahami)
- UV hanya bekerja pada area yang terkena langsung
- Tidak bisa menembus:
- Kain
- Debu
- Bayangan
- Jadi tidak bisa mensterilkan ruangan secara menyeluruh hanya dengan LED kecil
Kesimpulan jujur
✔️ UV-C memang bisa membunuh virus
❌ Sebagian besar LED UV rumahan tidak efektif
⚠️ UV-C berbahaya jika salah pakai